Tuhan lihatlah, di kala senja mendung itu, dia meringkuk tak berdaya. Tak kuat lagi ia hadapi pahit kehidupannya. Kanker yang perlahan menggerogoti tubuhnya membuat ia patah seribu harapan. Ia meringkuk meratapi nasibnya. Melihat wajahnya yang pucat pasi dan tidak rupawan lagi. Perlahan tapi pasti, ia bergerak mendekati tetes air hujan. Lalu ia berlari dan berhambur keluar. Membiarkan hujan menghujam tubuhnya, perlahan. Berharap hujan dapat menghanyutkan penyakitnya. Namun apa daya, semua itu hanya harapan! Fiksi mini ini pernah dilombakan di ajang fiksi mini " kelas cendol " dalam rangka hari kanker sedunia waktu itu (tahun 2012). Meski hanya lomba biasa saja, dan memperebutkan 1 buku (meski tidak dapat), aku menjadi nominasi pemenang ke-3 ... senangnya. Alhamdulillah:)) Pesanku terhadap penderita kanker, tetap semangat...! Jangan patah harapan, karena masih ada orang-orang yang menyayangimu yang menantimu untuk sembuh. keep spirit!!! gambar: google...